0 3 min 3 weeks

embroideryisfree.com — Penemuan buaya muara oleh masyarakat di Medokan Semampir belakangan ini dan di Sungai Gunung Baru dekat universitas UINSA adalah peristiwa alam yang belakangan ini terjadi wilayah timur Surabaya.

Menyikapi hal tersebut, periset Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Alaika Rahmatullah menerangkan, faksinya seutuhnya tidak kaget bila menyaksikan ekosistem alaminya yang berada di wilayah hilir atau rawa.

Menurut Alaika, penemuan buaya itu mengisyaratkan jika walaupun urbanisasi terus berjalan, ada banyak daerah perkotaan sebetulnya yang ada di sekitaran atau berintegrasi dengan komunitas alami satwa liar.

“Buaya memang condong ada di komunitas perairan yang tenang, termasuk sungai yang bersisihan dengan rimba mangrove. Dahulu ‘kan memang tempat situ ialah rawa-rawa dan dekat sama mangrove,” bebernya ke Ngopibareng.id, Minggu 3 November 2024.

Alaika menjelaskan, kedatangan buaya di tempat itu bermakna memperlihatkan jika ekosistem mangrove tetap berperan secara baik, minimal cukup buat memberikan dukungan satwa liar yang kompleks seperti buaya.

“Bila berdasar pengkajian ekologis, buaya ialah sisi integral dari ekosistem mangrove. Mereka berperan sebagai predator pucuk yang menolong menjaga kesetimbangan populasi mangsa, termasuk ikan dan spesies air yang lain,” bebernya.

Tetapi, tidak dapat disangkal tempat ditemukan buaya itu dekat sama permukiman dan kegiatan manusia. Menurut Alaika, memerlukan perlakuan mengantisipasi dan memiliki sifat protektif supaya kekuatan perselisihan di antara manusia dan buaya bisa diminimalkan.

“Memerlukan papan anjuran dan pembelajaran ke warga jika tempat itu ialah tempat beresiko. Tetapi dengan catatan jangan dicari. Warga perlu dikasih pengetahuan mengenai bagaimanakah cara aman hidup dengan satwa liar ini, termasuk perlakuan penangkalan saat melakukan aktivitas di dekat sungai,” terangnya.

Ecoton juga mengharap dengan kejadian penemuan buaya muara itu, penopang kebutuhan di tempat bisa lakukan pengaturan, tetap menjaga ekosistem dalam penataan pemakaian tempat sekitaran sungai.

“Ini menjadi momen untuk tingkatkan kesadaran akan keutamaan menjaga kesetimbangan ekosistem alami disekitaran teritori itu. Mangrove, sungai dan satwa liar ialah asset lingkungan yang penting diproteksi untuk pastikan kebersinambungan ekologi periode panjang,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *