0 5 min 2 dys

embroideryisfree.com – Wamenlu Anis Matta mendatangi tatap muka penyiapan Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) hebat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab, Riyadh. Dalam komunitas itu, Anis Matta memaparkan lima cara untuk kemerdekaan Palestina.

Anis Matta awalannya sampaikan jika dunia sudah menjadi saksi atas genosida yang sudah dilakukan Israel pada masyarakat Gaza.

Menurut dia, KTT hebat ini dapat memberi respon rintangan dan bekerjasama usaha kelompok untuk melepaskan Palestina dari semua kemampuan.

“Israel di bawah pimpinan Netanyahu dengan beberapa sekutu berlebihanis sayap kanannya tidak pahami bahasa apa pun itu terkecuali bahasa kemampuan penganiayaan dan kekejaman hingga membuat keputusan keputusan PBB, Dewan Keamanan dan Mahkamah Internasional sekedar hanya tinta di kertas semata yang memiliki kandungan semangat tanggapan kelompok dalam hadapi hukuman kelompok,” kata Anis Matta, dalam paparannya menggunakan bahasa Arab, disaksikan di YouTube KBRI Riyadh, Selasa (12/11/2024).

Atas hal tersebut, Indonesia mengajukan usul lima cara untuk kemerdekaan Palestina. Pertama, tingkatkan usaha politik dan diplomatik untuk akhiri perang Gaza dan Lebanon buat menghambat eskalasi yang mempunyai potensi menarik teritori itu ke teritori perang regional yang tidak teratasi.

“Yang ke-2 , kerahkan support dari Arab dan muslim yang ikut rasakan kesengsaraan saudara-saudara mereka yang tertindas supaya berperan serta dalam memberikan dukungan perjuangan mereka raih kemerdekaan, dan buka semua aliran sah dan langkah yang ada untuk mengirim sumbangan kemanusiaan ke Palestina,” katanya.

Ke-3 , Indonesia mengajukan usul supaya galang support global untuk kemerdekaan Palestina dengan meluaskan koalisi global meliputi beberapa negara selatan global. Indonesia saran supaya menggerakkan instansi internasional menutup Israel dan mengambil keanggotaannya dari PBB.

“Dan tidak biarkan kejahatan perang dan genosida yang sudah dilakukan Israel pada masyarakat Palestina tanpa hukuman,” kata Anis Matta.

Ke-4 yaitu meneruskan penghentian hubungan ekonomi perdagangan dan investasi dengan Israel dan perusahaan yang berkaitan dengan zionis global. Termasuk hentikan semua beberapa proyek Israel yang berjalan pada beberapa negara anggota.

“Sebagai penggantinya membesarkan volume transisi perdagangan antarnegara anggota ke-2 organisasi Arab dan Islam khususnya dalam beberapa produk yang dibuat di beberapa negara Arab dan Islam,” kata Anis Matta.

Saran ke-5, yaitu menampik usaha normalisasi jalinan dan mengevaluasi kembali jalinan diplomatik Israel. Hal tersebut, lanjut Anis Matta, searah dengan Arab Peace Initiative.

“Indonesia sebagai bangsa yang lahir dari kesengsaraan, yang rasakan pahitnya kolonialisme, penganiayaan, rasisme serta genosida, tidak cuma sepanjang sekian tahun atau dasawarsa tetapi sepanjang beratus-ratus tahun, demikian pula dengan beberapa negara-negara Arab dan Islam,” katanya.

“Sepanjang kesengsaraan yang dirasakan masyarakat Palestina, kami ucapkan: Kami Semua Palestina. Di depan ketegasan dan martabat masyarakat Palestina kami mengatakan: Tidak ada arti untuk kemerdekaan dan kebebasan kami, bila Palestina tidak merdeka dan bebas. Untuk kami ini ialah instruksi konstitusi dan kewajiban agama dan kemanusiaan. Mudah-mudahan ibukota Al-Quds Al-Syarif dan memberi kita peluang agar bisa melaksanakan ibadah di mushola Al-Aqsa dan janji itu tiba di saat dekat, insyaallah,” tutupnya.

Indonesia Meminta Standard Double Disetop

Di kesempatan itu, Anis Matta minta beberapa negara untuk hentikan standard double atas Palestina. Ia memandang hal tersebut menghancurkan hak asasi manusia.

“Standard double yang diaplikasikan banyak negara pada Palestina harus selekasnya disetop, karena akan menghancurkan aturan internasional dan hak asasi manusia,” katanya.

Anis Mata memandang kemerdekaan Palestina harus disokong semua negara. OKI dan Liga Arab, menurut dia, harus lakukan pengerahan umat Islam dunia untuk memberikan dukungan Palestina.

“Sama sesuai instruksi UUD 1945 dan fokus pemerintah Presiden Prabowo Subianto, Indonesia datang dalam tatap muka untuk menggerakkan beberapa aksi riil merealisasikan kemerdekaan Palestina,” katanya.

Anis Matta menghimbau dunia internasional untuk mengetahui kekuatan umat Islam global. Ia memandang beberapa negara barat harus bekerja sama dengan warga muslim dunia dibandingkan memberikan dukungan Israel.

“Beberapa negara Barat harus bekerja sama dengan sekitaran 2 miliar warga muslim dunia, karena akan semakin banyak bawa kesejahteraan bersama, dibanding terus menerus memberikan dukungan gairah zionis,” jelasnya.

Dalam peluang itu, Anis Matta menjelaskan OKI dan Liga Arab harus perkokoh posisi barisan pro-kemerdekaan Palestina dengan galang kerja sama dengan yang lebih bagus dengan beberapa negara selatan atau Global South.

“Kemiripan nasib dan sejarah ini menjadi point utama dalam lebih galang support Global South. Loyalitas Indonesia untuk perjuangan Palestina tidak pernah luntur, karena kita mengetahui bagaimana sakitnya menjadi bangsa yang dijajah,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *