0 4 min 4 weeks

embroideryisfree.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM melepaskan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang ditawan sekitaran 20 bulan lama waktunya di tanah Papua.

Kepala Operasional Unit Pekerjaan Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan, menjelaskan pembebasan Philip dilaksanakan pendekatan soft approach, yakni dengan mengikutsertakan figur agama, gereja dan tradisi Papua, dan keluarga Egianus Kogoya.

“Usaha sukses dan tidak ada korban dari faksi mana saja,” kata Faizal saat diverifikasi Tempo, Sabtu, 21 September 2024.

Berdasar info kepolisian, pilot berpaspor Selandia Baru itu dijemput memakai helikopter di Daerah Yuguru, Area Maibarok, Kabupaten Nduga pada Sabtu pagi hari barusan.

Seorang pengurus Gereja di Nduga benarkan hal itu. Dia menjelaskan Philip dijemput memakai helikopter oleh Satuan tugas Damai Cartenz tanpa ada baku tembak dengan milisi TPNPB yang kuasai lokasi itu. Argumennya, Panglima TPNPB dari Instruksi Wilayah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya larang berlangsungnya contact senjata.

Pengurus gereja namanya Bunyamin-bukan nama sebetulnya, ini menceritakan jika Philip diberikan secara langsung oleh Egianus ke bekas Bupati Nduga, Edison Gwijangge di Daerah Yuguru pada jam 08.00 waktu Indonesia Timur. Dalam penyerahan ini Egianus minta Gwijangge memberi pesan ke TNI-Polri agar selekasnya menarik pasukan dari tanah Papua.

“Bupati langsung kontak Satuan tugas Cartenz dan stop gempuran udara di Nduga,” tutur Bunyamin.

Dia menjelaskan, sesudah basis pusat TPNPB ajukan proposal pembebasan Philip, eskalasi gempuran di Nduga semakin bertambah dilaksanakan TNI-Polri. Ini lah, katanya, yang membuat Egianus selekasnya menyerahka pilot berpaspor Selandia Baru itu untuk menghambat gempuran besar di daerah Nduga, terutama di Area Mam, tanah lahir Egianus.

Gempuran udara ini, awalnya dikatakan Jubir basis pusat TPNPB, Sebby Sambom pada 19, September kemarin. Dia menjelaskan, jika TNI-Polri sudah lakukan pengerahan pasukan dan persenjataan dalam jumlah besar ke daerah Nduga dan Wamena sebagai pangkalan milisi TPNPB.

Selainnya pengerahan, kata Sebby TNI-Polri lakukan gempuran udara berbentuk pengeboman ke daerah yang dipandang sebagai basis milisi TPNPB di Alkuru. Menurut Sebby, pengeboman dan operasi militer bisa mencelakakan tidak cuma nyawa milisi dan Philip yang ditawan, tetapi nyawa warga sipil yang tidak berdosa.

Adapun Philip ditawan saat tengah landingkan pesawat Susi Air tipe Pilatur Porter yang terbang dari Bandar Udara Mozes Kilangi, Timika ke bandara Area Paro, Nduga pada 7, September tahun kemarin.

Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan, menepiskan tuduhan ihwal pengeboman yang sudah dilakukan faksi TNI-Polri di daerah Kabupaten Nduga. Dia menjelaskan, TNI-Polri, terutama Satuan tugas Damai Cartenz mengutamakan pendekatan soft approach dalam usaha pembebasan Philip.

“Tidak ada mobilisasi pasukan, pengeboman, pengerahan perlengkapan perang. Semua dilaksanakan soft approach, tidak ada hard approach,” kata Faizal saat diverifikasi.

Faizal memperjelas, sejak awal kali Satuan tugas Damai Cartenz tidak pernah lakukan mobilisasi pasukan dan persenjataan dalam jumlah besar ke daerah Nduga sebagai lokasi penyanderaan Philip. Dia menjelaskan, jika tuduhan itu tidak berdasarkan.

“Pengamanan dilaksanakan tidak ada korban jiwa dari faksi mana saja,” tutur Faizal.

Dikontak terpisahkan, Kepala Pusat Pencahayaan Basis Besar TNI, Mayor Jenderal Hariyanto menjelaskan Philip akan diterbangkan ke Jakarta memakai pesawat angkut punya TNI Angkatan Udara (AU) bernomor register AI-7301.

“Tujuan ke Halim, transit di Makassar untuk pengisian bahan bakar saja,” kata Hariyanto.

Hariyanto menjelaskan, kemungkinan pilot berumur 39 tahun itu akan datang di Pangkalan Udara Halim Pertama Kusuma Jakarta pada sekitaran jam 19.00 – 20.00 malam hari ini.

“Dari Timika telah take off jam 15.45 barusan. Kemungkinan lima sampai enam jam waktu tempuhnya,” tutur ia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *